Negeri di atas awan, rasanya ini adalah julukan yang pas diberikan pada obyek wisata Dieng, dimana kawasan yang terhampar di ketinggian 2.000 mdpl ini tiap harinya ditutupi kabut tebal dan sejuk udaranya seakan berada di atas awan. Secara administratif, Dieng masuk dalam dua kabupaten, yaitu Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Kawasan Dieng termasuk wilayah paling terpencil di Jawa Tengah dan salah satu desanya, Desa Sembungan dikenal sebagai desa tertinggi di Pulau Jawa. Berkat kondisi geografisnya yang tinggi dan dikelilingi gunung-gunung, Dieng menjadi tempat yang tepat untuk melihat Golden Sunrise.
Lihat juga tempat wisata menarik lainnya: Gunung Bromo atau Keraton Yogyakarta


Nama Dieng berasal dari gabungan dua kata bahasa Kawi: “di” yang berarti “tempat” atau “gunung” dan “Hyang” yang bermakna Dewa. Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam (sumber: Wikipedia). Karena diyakini sebagai tempat yang sakral, di Dieng ditemukan beberapa candi kuno bercorak Hindu dan dikenal dengan nama Kompleks Candi Arjuna.

Dataran Tinggi ini dulunya adalah kaldera dengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya sehingga kondisi ini menciptakan keunikan alam tersendiri yang jarang ditemukan di daerah lainnya. Disini terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagai material vulkanik lainnya. Selain kawah, terdapat pula danau-danau vulkanik yang berisi air bercampur belerang sehingga memiliki warna khas kuning kehijauan. Danau vulkanik ini disebut telaga oleh penduduk dan salah satu yang menjadi ikon wisata Dieng adalah Telaga Warna.

Tak hanya alamnya yang indah dan kaya, Dieng juga memiliki keunikan budaya tersendiri. Di Dieng terdapat fenomena anak berambut gimbal, dimana tiap tahunnya dilakukan upacara adat pemotongan rambut gimbal yang menjadi tradisi turun-temurun. Keindahan alam, banyaknya objek wisata yang bisa dikunjungi serta keunikan budaya dijamin akan memukau dan memberi kesan mendalam bagi kamu saat berkunjung ke Dieng.
Aktivitas yang Bisa Kamu Lakukan di Dieng
Mengunjungi Telaga Warna dan Kawah Sikidang
Telaga Warna menjadi objek favorit wisatawan karena keunikan airnya yang berwarna merah dan hijau kebiruan yang disebabkan adanya kandungan belerang dan aktivitas vulkanik. Di samping Telaga Warna juga terdapat Telaga Pengilon, uniknya walaupun bersebelahan warna air di telaga ini bening seperti tidak tercampur belerang. Untuk melihat landscape Telaga Warna dari ketinggian, datanglah ke Batu Pandang Ratapan Angin, disini kamu akan terkesima melihat keindahan Telaga Warna dan alam Dieng dari atas. Selain dua telaga di atas juga terdapat Telaga Merdada dan Telaga Cebong yang airnya tidak pernah surut dimana dijadikan sebagai sumber pengairan untuk ladang pertanian penduduk Dieng.

Aktivitas vulkanik juga dapat kita lihat jelas di Kawah Sikidang dimana terdapat semburan uap belerang yang sangat besar dan di beberapa titik terdapat semburan uap panas kecil. Selain kawah Sikidang juga terdapat Kawah Sileri dan Candradimuka yang tidak kalah cantiknya

Mengunjungi Kompleks Candi Arjuna
Kompleks Candi Arjuna terdiri dari candi-candi kecil yang dinamai tokoh-tokoh cerita epik Mahabrata seperti Bima, Gatot kaca, Arjuna dan Srikandi. Diyakini bahwa candi-candi ini dulu digunakan sebagai tempat tinggal para pendeta yang menyebarkan ajaran Hindu. Kompleks candi-candi Hindu yang dibangun pada abad ke-7 masehi, antara lain: Candi Gatotkaca, Candi Bima, Candi Arjuna, Candi Semar,Candi Sembadra, Candi Srikandi, Candi Setyaki, Gangsiran Aswatama, dan Candi Dwarawati.

Dieng Culture Festival (Upacara Pemotongan Rambut Gimbal)
Fenomena anak gimbal yang hanya terdapat di Dataran Tinggi Dieng, menurut kepercayaan warga setempat merupakan anugerah dari para dewa sehingga fenomena ini patut disukuri. Biasanya jika rambut anak gimbal dipaksakan dipotong, maka si anak akan cenderung sakit-sakitan, maka dari itu diadakan ritual untuk memotong rambut tersebut dimana sang anak diperbolehkan meminta hadiah yang harus dikabulkan.

Upacara Adat tahunan ini biasa diadakan sekitar bulan Juli – Agustus di Kompleks Candi Arjuna. Untuk menarik wisatawan datang, acara ini dikemas dengan atraksi wisata lainnya dalam event bernama Dieng Culture Festival. Selain upacara adat pemotongan rambut gimbal, kamu juga bisa melihat pentas musik jazz yang bertajuk Jazz Atas Awan, pertunjukan tari-tarian, pesta kembang api, pelepasan ratusan lampion dan atraksi budaya lainnya.

Hunting Golden Sunrise di Bukit Sikunir
Jangan lewatkan aktifitas yang satu ini, karena Golden Sunrise Sikunir diyakini sebagai Golden Sunrise terbaik se-Asia Tenggara. Untuk melihatnya kamu harus trekking ke puncak bukit Sikunir yang ada di Desa Sembungan dengan waktu trekking sekitar 30-60 menit. Sekitar pukul 05:00 WIB semburat ungu kemerahan di ufuk timur akan mulai terlihat melatarbelakangi kemegahan Gunung Sumbing, Gunung Sindoro dan Gunung Prau. Matahari bulat merah pun naik keatas cakrawala dan perlahan memancarkan sinar keemasannya. Siapkan kameramu untuk mengabadikan momen indah yang akan mebuatmu ingin kembali lagi ke Dieng.

Mengenal Sejarah Dieng di Museum Kailasa dan Dieng Plateu Theatre
Untuk melengkapi pengetahuanmu tentang sejarah Dieng, datanglah ke Museum Kailasa. Museum ini menyimpan artefak dan memberikan informasi tentang alam (geologi, flora-fauna), masyarakat Dieng (keseharian, pertanian, kepercayaan, kesenian) serta warisan arkeologi dari Dieng. Selain menggali informasi dari museum tersebut kamu juga bisa mengunjungi Dieng Plateau Theater yang memutarkan film tentang terbentuknya dataran tinggi Dieng dan kejadian alam di sekitar Dieng.
Tips Berwisata ke Dieng
Berada di ketinggian rata-rata sekitar 2.000 mdpl, suhu di Dieng berkisar 12—20 °C di siang hari dan 6—10 °C di malam hari, sedangkan pada saat musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0 °C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas (“embun racun”) karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian. Untuk menghadapi suhu dingin yang cukup ekstrim ini, siapkan perlengkapan dan pastikan kondisi tubuhmu sedang fit. Pakailah pakaian yang menghangatkan tubuhmu, seperti jaket tebal, celana training/bahan tebal (bukan jeans), syal, sarung tangan, kupluk serta gunakan sepatu dengan kaos kaki tebal agar nyaman saat dipakai trekking. Siapkan juga masker untuk melindungimu dari bau belerang yang menyengat saat berkunjung ke Kawah Sikidang maupun Sileri.
Saat ada event Dieng Culture Festival biasanya pengunjung ke Dieng akan membludak. Sebaiknya kamu sudah membeli tiket festival dan membooking losmen/homestay dari jauh hari. Selain itu berangkatlah dari dinihari jika kamu akan hunting sunrise di Bukit Sikunir agar dapat spot terbaik dan tak terjebak antrian kendaran. Jika membawa kendaraan pribadi, siapkan kondisi kendaraan sebaik mungkin karena jalan menuju Dieng banyak melewati tanjakan dan tikungan tajam.
Sekilas Informasi Tentang Dataran Tinggi Dieng
Objek wisata di Dieng cukup dikelola dengan baik, rata-rata tiket masuk objek wisata seharga Rp. 5.000,-, unttuk objek wisata favorit seperti Telaga Warna, Bukit Sikunir, Bukit Pandang Ratapan Angin, Kompleks Candi Arjuna tiketnya seharga Rp. 10.000,- Penginapan di Dieng sangat mudah ditemukan karena banyak losmen kecil dan hotel melati di sini dengan tarif Rp.100.000 – Rp.300.000 /kamar tergantung fasilitas. Dieng juga memiliki camping ground yang terletak di lapangan Candi Arjuna. Kamu juga bisa menyewa rumah penduduk jika datang dengan rombongan.

Untuk urusan makanan, terdapat berbagai macam warung makanan yang banyak terdapat di sekitar Kompleks Candi Arjuna. Kamu bisa mencoba Mi Ongklok yang menjadi makanan khas Wonosobo dan sekitarnya.
Cara Menuju Dataran Tinggi Dieng
Walaupun letaknya cukup terpencil di daerah pegunungan, sudah ada transportasi umum berupa minibus untuk menuju Dieng. Kota besar yang terdekat dengan Dieng adalah Wonosobo, kamu terlebih dahulu harus menuju kota ini baik dengan kendaraan pribadi atau umum. Terdapat 3 alternatif moda transportasi umum yang dapat kamu gunakan untuk menuju Wonosobo dari Jakarta maupun kota besar lainnya. Alternatif pertama dengan menggunakan bus AKAP seperti bus Sinar Jaya, Sumber Alam, Budiman dll tujuan Wonosobo kemudian dilanjutkan naik minibus menuju Dieng. Tarif bus Jakarta Wonosobo berkisar antara Rp. 80.000 s/d Rp. 150.000.

Alternatif kedua menggunakan kereta api, kamu bisa turun di stasiun Purwokerto kemudian naik bus Purwokerto ke Wonosobo. Alternatif ketiga dengan pesawat, kamu bisa terbang ke Yogyakarta kemudian lanjut naik bus ke Magelang dan ke Wonosobo. Dari Wonosobo menuju Dieng kamu bisa menggunakan minibus menuju Dieng yang bertarif Rp. 15.000 dengan waktu tempuh sekitar 1 s/d 1,5 jam. Yang harus diperhatikan minibus ini hanya ada sampai sore sekitar pukul 16:00 WIB. Untuk berkeliling tempat wisata di Dieng yang letaknya terpisah-pisah kamu bisa menggunakan jasa ojek atau rental sepeda motor dari penduduk sekitar.
Oleh-oleh khas Dieng
Salah satu makanan khas Dieng yang paling terkenal adalah manisan buah Carica yang merupakan sejenis pepaya gunung. Buah ini berasal dari pegunungan Andes, kemudian masuk ke Indonesia saat masa kolonial Belanda. Buah ini tumbuh baik di ketinggian 1.500-3.000 meter dengan suhu dingin dan curah hujan yang tinggi yang pas dengan iklim Dieng. Selain Carica juga terdapat minuman khas Dieng yang bernama Purwaceng. Minuman tradisional Dieng ini diolah dari tanaman Purwaceng yang berkhasiat seperti Ginseng dan dipercaya dapat meningkatkan stamina dan menyehatkan tubuh. Carica maupun Purwaceng dapat kamu beli di toko oleh-oleh yang ada di kawasan wisata Dieng.

Tempat Wisata Lain dekat Dieng
Agro Wisata Tambi

Berada di jalan raya menuju Dieng dari arah Wonosobo tepatnya di Kecamatan Garung, objek wisata ini bisa kamu kunjungi sehabis dari Dieng karena hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit dengan kendaraan bermotor. Agro Wisata Tambi merupakan perkebunan teh yang menyajikan hamparan hijau perkebunan teh di lereng Gunung Sindoro. Kamu bisa melakukan tea walk disini, ditemani sejuknya udara dan jauh dari kebisingan akan menyegarkan tubuhmu dari kepenatan.
Dengan membayar paket agro wisata Rp. 20.000/ orang (minimal 10 orang) kamu akan diajak melihat kegitan industri perkebunan teh. Disini juga terdapat fasilitas wisata lainnya seperti ponok wisata, kolam pemancingan, lapangan tenis, taman bermain dan lainnya.
Rafting di Sungai Serayu
Menantang adrenalin melewati jeram sungai Serayu yang berkelak-kelok dengan berlatar pemandangan yang memukau di kanan-kirinya sungguh kegiatan asyik dilakukan. Sungai serayu memiliki panjang 30 KM, berhulu di dataran tinggi Dieng kemudian bermuara di Samudra Hindia setelah sebelumnya melintas 5 kabupaten (Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap). Lokasi raftingnya mudah dijangkau karena terletak di pinggir jalan raya antara Wonosobo – Banjarnegara tepatnya di Desa Tunggoro, Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara atau dapat ditempuh sekitar 1,5 jam dari Dieng.

Rafting Sungai Serayu memilki kelebihan dibanding beberapa lokasi pengarungan lainnya, antara lain ukuran lebar sungai yang besar, rute pengarungan yang panjang, debit air yang merata sepanjang tahun serta pemandangan sekitar sungai serayu yang indah. Paket rafting yang ditawarkan mulai dari Rp. 185.000 – Rp 350.000/orang tergantung panjang lintasan yang dipilih. Kamu bisa menghubungi operator rafting seperti Serayu Adventure, Bannyu Woong Adventure dll.
Kontributor: Antin Agustin
Mengunjungi Dieng pada Oktober 2015
Tanggal upload artikel: 15 Februari 2017
Tempat wisata menarik lainnya:
1. Pulau Bidadari: Berlibur di Eco-Resort Sambil Berwisata Sejarah
2. Goa Pindul: Serunya Wisata Cave Tubing Goa Pindul di Jogja
3. Candi Borobudur: Wisata Sejarah Peninggalan Buddha Yang Memukau